Menang ZenBlog Competition, Gimana Nasib Tiara Sekarang?



Anda baik-baik saja?

Sebelum SBMPTN, aku ga gitu aktif di media sosial. Tujuannya, biar lebih fokus untuk SBMPTN. Setelah SBMPTN, aku juga gak aktif di media sosial. Habis pengumuman? Jangan tanya. Ketika kawan-kawan pada publish hasil SBMPTN-nya, aku cuma bisa nyesek-nyesekan. Udah tahu hasil SBMPTN aku kan?

Aku ga lulus bro...

Banyak kawan yang nanya gimana hasil SBMTPN aku melalui chat, guru-guru juga pada nanya. Aku cuma bisa jawab dengan penuh kesedihan dan smartphone-ku dipenuhi tetesan air mata. Aku merasa masa depanku suram. Cita-cita yang sudah mengakar dalam jiwa, upaya yang sudah kubangun sejak kelas 8 SMP, kandas. Sangat sulit bagiku untuk move on. Aku pingin banget nulis segala lika-liku dan drama setelah SBMPTN di sini, tapi aku memutuskan untuk tidak memublikasikannya karena sekian alasan.

Aku bisa aja ikut ujian mandiri di PTN lain, tapi pada akhirnya aku diarahkan untuk ikut ujian mandiri di Universitas Sriwijaya. Dekat dengan Jambi, tapi tidak pernah terbayangkan olehku aku akan kuliah di sana. Soal ujiannya jauh lebih mudah dari SBMPTN, bahkan aku sempat menyalahkan beberapa jawabanku. Tapi kalau memang rejekiku di sana, aku mau bilang apa? Akhirnya aku lulus di jurusan Sistem Informasi Universitas Sriwijaya. Saat itu, akuu gak tahu, apakah aku harus senang atau sedih. Boro-boro mau bersyukur, seneng aja susah (jangan ditiru ya).



Ngulang aja tahun depan, apa susahnya sih?

Kenapa ga ngulang?

Sekali lagi, ada hal yang tidak bisa aku jelaskan dalam tulisan ini. Setelah kuliah, aku pun masih butuh waktu cukup lama untuk bisa move on. Satu per satu, aku menemukan hal-hal yang bisa aku syukuri di sini, meskipun pertanyaan "Sekarang kamu kuliah dimana?" masih menjadi pertanyaan horor bagiku hingga saat ini. Sampai artikel ini ditulis (April 2019), aku tidak pernah mengunggah aktivitas kuliahku di media sosial padahal aku cukup aktif berorganisasi di kampus. Sementara itu, kawan-kawanku yang lain mengunggah pamflet acara kampusnya di media sosial dengan bangga. Mungkin karena ketidakaktifanku di media sosial, banyak yang penasaran dimana aku berkuliah sekarang.

Berikut adalah pesan-pesan yang masuk ke telingaku :

  1. Tempat kuliah nggak penting, yang penting gimana orangnya. Ini bener, tempat kuliah bukan satu-satunya yang mempengaruhi. Tapi ini cuma menghibur aku 10%. Aku masih sering keinget tentang cita-citaku kepadanya yang tak tersampaikan.
  2. Sukses tidak dipengaruhi oleh tempat kuliah. Sama aja sih dengan poin pertama tadi. Juga sama-sama gak banyak menghibur aku. Toh, kita tahu bahwa banyak orang sukses lahir dari kampus ternama. Kasus "orang yang hidupnya luntang-lantung meskipun lulusan dari kampus ternama" itu persentasenya gak sebanyak kampus lain.
  3. Belum tentu mereka yang masuk ke kampus X jadi orang sukses. Ini berusaha menghibur, tapi jangan didoain gini juga dong.

Tapi percayalah, aku menemukan sendiri hal-hal yang lebih menghibur aku daripada sekadar omongan tersebut. Berikut di antaranya :

  1. Aku ketemu orang-orang yang lebih hebat dariku di kampus. Istilahnya, apakah di sini aku bisa lebih unggul darinya? Atau setidaknya menyamainya? Apakah aku yakin bisa jadi yang terbaik di sini?
  2. Hal kecil yang aku syukuri. Momen-momen asyik bareng kawan-kawan dan teman kos yang aku dapat di sini, cukup menghibur aku. Aku pun mensyukurinya.
  3. Cogan itu ada dimana-mana, ga usah khawatir. Ini yang paling penting.
Sayang dong menang lomba Blog Zenius?

Ya nggak dong. Pembaca setidaknya bisa dapet tips belajar dari aku dan kalo jeli, bisa mengamati cara biar menang lomba Blog Zenius.. hehe... However, aku tetap appreciate sama Zenius yang juga udah membantu belajar aku, mengubah pola pikir aku, dan membuat aku cinta belajar. Thanks banget Zenius! Aku rekomen kalian untuk belajar dari Zenius. Zenius udah kasih yang terbaik kok, tinggal kitanya aja. Sukses buat kalian semua ;)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Asal Asa : Program EEE untuk Daerah 3T Menuju SDGS

Lebih Serius Bareng Zenius